Esposin, SOLO--Satu selempang weistbag yang dia kalungkan di pundak kiri menyilang ke pinggang kanan, siap menemani kunjungan kerjanya ke kawasan hutan Gunung Lawu, Rabu (31/7/2024) siang, sekitar pukul 11.00 WIB.
Kunjungan kerja tersebut mungkin merupakan agenda awal Ronny Merdyanto, setelah tiga hari resmi menjabat sebagai Administratur Perum Perhutani/Kepala Kesatuan Pemangkuan Hutan (KKPH) Surakarta. Ronny menggantikan pejabat sebelumnya, Herry Merkussiyanto Putro.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Bersama dua pegawai lainnya, Ronny ingin melihat aktivitas penyadapan getah pinus oleh masyarakat sekitar hutan Gunung Lawu. Penyadapan getah pinus adalah salah satu bagian dari upaya Perhutani dalam meningkatkan produksi hasil hutan bukan kayu.
Perhutani melibatkan masyarakat untuk memproduksi getah pinus yang menjadi andalan baru Perhutani untuk meningkatkan pendapatan.
Selain penyadapan getah pinus, ada sektor lain yang menjadi penopang pendapatan Perhutani, yakni wisata, agroforestry, dan utamanya adalah produksi kayu. Namun, bagi pria yang sudah 18 tahun berkecimpung dengan kehutanan, ada fungsi lain yang membuat sektor hutan menjadi sangat seksi selain sebagai bagian dari sumber pendapatan Negara.
Menurutnya, hutan menjadi ekosistem yang strategis karena tidak hanya meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar hutan, tetapi sebagai jatungnya penghasil sumber air, penghasil oksigen, dan yang paling penting adalah pencegah bencana.
"Oleh karena itu, saya ingin mengajak semua stakeholder untuk bersama-sama menjaga kawasan hutan yang berada di wilayah KPH Surakarta ini," kata Ronny, saat berbincang dengan Esposin, Rabu.
Satu hal yang menjadi konsen Ronny begitu dipindahtugaskan dari KPH Bondowoso ke KPH Surakarta adalah persiapan menghadapi musim kemarau, khususnya mencegah terjadinya kebakaran hutan di wilayah kerjanya.
Kesadaran Menjaga Hutan
Ronny berharap ada sinergi antara masyarakat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kepolisian, TNI, dan masyarakat sukarelawan bersama Perhutani untuk sama-sama meningkatkan kesadaran untuk menjaga hutan."Begitu pula jika ada kejadian, maka harus ada sinergi, ditangani bersama-sama," lanjutnya. Untuk membangun sinergi ini, sebagai orang baru di Perhutani Surakarta, agenda pertama yang akan dia lakukan adalah melakukan silaturahmi dengan stakeholder.
Bertugas di Kota Solo mungkin menjadi salah satu agenda rotasi yang cukup istimewa bagi Ronny setelah sebelumnya mengalami kurang lebih 15 kali rotasi penempatan.
Selama 18 tahun mengabdi di Perhutani, 14 tahun di antaranya berada di wilayah Jawa Tengah. Namun, menurutnya, Solo berbeda.
Dengan perkembangan Solo yang kini menjadi salah satu barometer pertumbuhan ekonomi nasional, Ronny berharap Perhutani juga bisa memberikan kontribusi yang baik terhadap ekonomi Solo dan sekitarnya, juga untuk Indonesia. “Dan yang jelas, Solo dekat dengan tempat tinggal saya, Salatiga.”
Bertugas di Solo, Ronny mengaku ingin sukses bersama tim. Sejak didapuk menjadi Administratur/KKPH di berbagai wilayah pemangkuan hutan, Ronny ingin banyak memberikan ruang bagi SDM–SDM muda di Perhutani untuk show up menyampaikan ide dan gagasan untuk kinerja BUMN yang lebih baik.
Alumni Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan 1999 ini ingin mewujudkan hal tersebut dengan senantiasa menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, tenang, penuh kekeluargaan dan kondusif, serta membuka lebih banyak ruang-ruang diskusi. "Jika bekerja sudah nyaman dan gembira, maka prestasi akan mengikuti," pungkasnya.