bisnis
Langganan

BEI Sebut Sebagian Besar Emiten Pasar Modal Lakukan Merger dan Akuisisi - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Newswire  - Espos.id Bisnis  -  Selasa, 30 Juli 2024 - 08:30 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi pergerakan saham. (Freepik).

Esposin, JAKARTA — Sebagian besar perusahaan di pasar modal disebut melakukan Mergers and Acquisition (M&A) atau merger dan akuisisi.

“Contohnya Astra. Astra ketika IPO [Initial Public Offering] sampai dengan hari ini, sudah melakukan beberapa akuisisi. Bahkan, misalnya Mandiri juga melakukan akuisisi dan sebagainya,” ujar Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman dalam acara Bisnis Indonesia Midyear Challenges 2024 yang dipantau secara virtual, Jakarta, Senin (29/7/2024) seperti dilansir Antaranews.

Advertisement

Menurut dia, perusahaan menjadi lebih besar di pasar modal dengan cara quantum leap, yakni suatu lompatan dengan menetapkan target di atas rata-rata. Artinya, perusahaan tidak hanya bertumbuh secara organik saja dari laba yang diperoleh, tetapi didorong tumbuh anorganik di pasar modal melalui M&A.

Dalam hal ini, pihaknya hanya dapat memfasilitasi kolaborasi maupun sinergi, baik akuisisi maupun merger perusahaan di ekosistem pasar modal.

Advertisement

Dalam hal ini, pihaknya hanya dapat memfasilitasi kolaborasi maupun sinergi, baik akuisisi maupun merger perusahaan di ekosistem pasar modal.

“Jadi bursa tidak bisa memaksakan karena kita bukan advisor [penasihat], kita bukan penasihat keuangan yang melakukan matchmaker atau meng-advise [menasehati] perusahaan untuk melakukan M&A. Tapi, bursa meng-encourage [mendorong] dengan aturan-aturan yang ada, sehingga makin mudah bagi perusahaan untuk melakukan akuisisi, baik antara perusahaan Tbk (terbuka) dengan Tbk, atau Tbk dengan non-Tbk misalnya,” ungkap dia.

Sebagai contoh, beberapa inisiatif BUMN Karya untuk melakukan akuisisi dan merger sangat didukung oleh BEI dengan menyediakan aturan yang memudahkan proses-proses tersebut. Dia menegaskan bahwa pihaknya ingin perusahaan-perusahaan top ten big cap (sepuluh perusahaan dengan kapitalisasi besar teratas) di pasar modal seperti Astra, BCA, Mandiri, Telkom, dan BRI bisa menjadi lebih besar, paling tidak di tingkat Asia Tenggara.

Advertisement

Di sisi lain, jumlah emiten yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah mencapai 934 perusahaan per 19 Juli 2024.

“Di akhir tahun 2023, jumlah perusahaan tercatat kita adalah sebanyak 903 perusahaan tercatat. Tetapi, sampai dengan 19 Juli, jumlah perusahaan tercatat kita sudah 934 dengan total annual fund-raised (total dana yang dihimpun) sebanyak Rp116 triliun di pasar modal, termasuk di obligasi dan right issue,” ujar Iman Rachman.

Jika dibandingkan dengan bursa saham dengan sejumlah negara di Asia, pertumbuhan jumlah perusahaan tercatat di Indonesia salah satu yang sangat aktif, hanya kalah dari India.

Advertisement

Secara global, BEI berada pada peringkat ke-7 dari sisi jumlah Initial Public Offering (IPO) pada tahun 2024 dan peringkat ke-1 di antara bursa ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) sejak tahun 2018.

Selain itu, jumlah investor SID (Single Investor Identification) di BEI sudah sebanyak 13,2 juta, meningkat dari enam tahun sebelumnya yang hanya memiliki 2,5 juta.

“[Menariknya] selama kondisi pandemi, investor kita tumbuh hampir 3,5 juta per tahun dan ini bisa terlihat bahwa investor kita selama pandemi itu aktif bertransaksi di pasar modal kita,” ucap dia.

Advertisement

Adapun total investor harian sebanyak 143.000 dari total 13,2 juta penanam modal, yang menggambarkan banyak dari investor hanya bertransaksi sesekali saja.

“Kita bisa lihat bahwa saat ini investor domestik kita sudah mencapai hampir 55 persen dari sisi kepemilikan, dan kalau dari sisi trading harian, investor domestik kita sudah hampir 62 persen. Kalau kita kembali ke enam tahun yang lalu kondisinya terbalik, di mana 70 persen kita yang bertransaksi adalah investor asing, sedangkan investor domestik kita hanya 30 persen. Ini bisa kita lihat bahwa terutama sepanjang pandemi, indeks kita sangat tahan terhadap kondisi-kondisi makro yang terjadi di global,” ungkap Iman.

 

Advertisement
Anik Sulistyawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif