Esposin. SOLO - Bank Indonesia (BI) menyebut perekonomian di Jawa Tengah (Jateng) tetap tumbuh kuat meski ada penurunan antara pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2024 dibandingkan triwulan I 2024. Dikatakan pertumbuhan tersebut selaras dengan ekonomi wilayah Jawa yang didukung oleh permintaan domestik serta investasi yang masih kuat.
Berdasarkan rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada 5 Agustus 2024, menunjukkan pertumbuhan ekonomi Jateng pada triwulan II 2024 tumbuh sebesar 4,92% (yoy), sedangkan pada Triwulan 1 2024 sekitar 4,97% (yoy).
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Pada acara Media Briefing BI Jateng yang digelar juga secara online, Selasa (10/9/2024), Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jateng, Rahmat Dwisaputra, menyampaikan permintaan domestik didorong oleh konsumsi rumah tangga (RT) dan konsumsi pemerintah. Konsumsi RT tumbuh 5,12% (yoy), seiring momentum Idul Fitri, Iduladha, serta libur panjang. Kinerja konsumsi tercermin pada peningkatan indeks penjualan ritel (dari 85,57 menjadi 98,87). Serta indeks keyakinan konsumen yang masih optimistis (>100) sebesar 135,68.
Konsumsi pemerintah juga tumbuh positif sebesar 7,67% (yoy) yang didorong oleh kenaikan belanja pegawai, terutama pencairan THR dan gaji ke-13 yang sudah mulai cair sejak Juni 2024.
Sementara pertumbuhan investasi juga disebut tinggi sejalan dengan pembangunan proyek strategis nasional (PSN) dan swasta yang masih berlangsung. Beberapa proyek tersebut antara lain Bendungan Jiantah, Jalan Tol Jogja- Bawen, dan pengembangan fase 2 Kawasan Industri Terpadu Batang.
Dia mengatakan Kantor Perwakilan BI Provinsi Jateng selaku salah satu pemangku kebijakan, selalu mengupayakan pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dan solid. Hal ini dilakukan dalam beberapa aspek yakni pertumbuhan investasi, stabilitas inflasi, perkembangan perekonomian syariah hingga sistem pembayaran.
Dia mencontohkan, dalam mendukung perkembangan perekonomian syariah, Bank Indonesia se-Jateng yang meliputi Semarang, Solo, Tegal dan Purwokerto, akan turut mendukung pelaksanaan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Kawasan Jawa 2024 yang akan dilaksanakan pada 13-15 September 2024 di Surabaya. Dalam kegiatan ini, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah akan berkontribusi dalam agenda kompetisi designer IN2MF (Indonesia International Modest Fashion Festival), IN2HCC (Indonesia International Halal Chef Competition), hingga kompetisi lembaga ZISWAF dan pondok pesantren unggulan.
Pada aspek Sistem Pembayaran, Bank Indonesia bekerja sama dengan Dinas Perhubungan Kota Semarang akan menggelar program parQRIS. Program tersebut berupa insentif potongan biaya parkir dengan metode pembayaran menggunakan QRIS, sehingga masyarakat hanya akan membayar Rp53. Program tersebut ditujukan bagi 5.300 transaksi pertama sepanjang periode 17-30 September 2024 dan mencakup lebih dari 10 lokasi di Kota Semarang. Diharapkan melalui program elektronifikasi tersebut dapat mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), mengurangi biaya cash handling, serta meningkatkan transparasi dan akuntabilitas transaksi pemerintah daerah.
Dia mengatakan seiring dengan kinerja ekonomi Nasional, ekonomi Jateng tahun 2024 diperkirakan tetap kuat dengan didukung permintaan domestik di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global.
"Pertumbuhan masih bersumber dari konsumsi rumah tangga serta lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga, sebagai dampak positif penyelenggaraan pilkada serentak pada 2024. Selain itu, terdapat beberapa faktor pendorong lain, seperti kenaikan gaji Aparatur Sipil Negara [ASN] dan Upah Minimum Provinsi [UMP] 2024, serta stimulus fiskal dan makroprudensial yang masih berlanjut," jelas dia.
Kinerja investasi dan konstruksi Jawa Tengah juga diperkirakan akan meningkat seiring dengan percepatan pembangunan PSN yang ditargetkan selesai 2024.