bisnis
Langganan

IHSG Berpotensi Lanjut Terkoreksi, Saham-saham Ini Layak Dicermati

by Newswire Ana Noviani  - Espos.id Bisnis  -  Kamis, 26 September 2024 - 08:17 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi investor memantau pergerakan saham di pasar modal. (freepik)

Esposin, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) berpotensi menguji level resistance terdekat 7.810 pada perdagangan hari ini, Kamis (26/9/2024).

Pada perdagangan kemarin, Rabu (25/9/2024), IHSG ditutup melemah 0,48% ke level 7.740,9. IHSG merosot 1,13% dalam sepekan, tetapi masih terapresiasi 6,44% secara year-to-date.

Advertisement

Tim Analis MNC Sekuritas menyampaikan IHSG terkoreksi 0,48% ke 7.740 disertai munculnya volume penjualan. Koreksi dari IHSG pun sempat menembus support terdekat di 7.654.

Secara teknikal, apabila IHSG belum berhasil break dari 7.810 dan 7.910 sebagai area resistance terdekatnya maka posisi IHSG saat ini sedang berada pada bagian dari wave [ii] dari wave 3 atau bagian dari wave 4 dari wave (3) ada label merah.  

Advertisement

Secara teknikal, apabila IHSG belum berhasil break dari 7.810 dan 7.910 sebagai area resistance terdekatnya maka posisi IHSG saat ini sedang berada pada bagian dari wave [ii] dari wave 3 atau bagian dari wave 4 dari wave (3) ada label merah.  

“Hal tersebut berarti, terdapat peluang IHSG melanjutkan koreksinya untuk menguji 7,454-7,562,” tulisnya dalam riset, Kamis (26/9/2024).  

Pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan bergerak pada rentang support 7.546—7.654 dan resistance 7.810—7.910.  

Advertisement

Menurutnya, pola pergerakan IHSG terlihat masih betah dalam rentang konsolidasi wajar dengan potensi kenaikan terbatas, demikian juga peluang koreksi terbatas dalam jangka pendek. “Momentum koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian mengingat dalam jangka panjang IHSG masih berada dalam kondisi uptrend,” paparnya. Pada perdagangan hari ini, William menyarankan investor untuk mencermati saham ASRI, BBRI, ASII, JSMR, PWON, SMRA, BINA, EXCL, dan TBIG.  

Sementara itu, MNC Sekuritas merekomendasikan buy on weakness untuk saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO), PT Astra International Tbk. (ASII), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) pada hari ini.  

Sebelumnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup melemah pada Rabu (25/9/2024) dipimpin oleh saham- saham sektor keuangan. IHSG ditutup melemah 37,59 poin atau 0,48% ke posisi 7.740,89. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 8,26 poin atau 0,84% ke posisi 977,15.

Advertisement

“Bursa regional Asia bergerak mixed [variatif] yang tampaknya ditopang paket stimulus ekonomi dari Bank Sentral China (PBoC). PBoC meluncurkan paket stimulus moneter yang komprehensif untuk menghidupkan kembali ekonomi dan memulihkan kepercayaan pasar," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam rilis kajiannya, Rabu.

Hal tersebut sebagai upaya untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi China sekitar 5% pada tahun ini. Langkah PBoC untuk mendukung pertumbuhan ekonominya mencakup pemotongan rasio persyaratan cadangan sebesar 50 bps dan menurunkan suku bunga fasilitas pinjaman jangka menengah sebesar 30 basis poin menjadi 2%.

PBoC juga berencana untuk menurunkan biaya pinjaman hingga US$5,3 triliun dalam hipotek dan melonggarkan aturan untuk pembelian rumah kedua, yang bertujuan untuk menopang ekonomi yang sedang sakit terus meningkatkan sentimen.

Advertisement

Pasar juga fokus atas pernyataan dari Gubernur Bank of Japan (BoJ) Kazuo Ueda yang mengungkapkan punya waktu untuk menilai perkembangan pasar dan ekonomi sebelum menyesuaikan kebijakan moneter. Dia menyebut BoJ tidak terburu-buru untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, empat sektor menguat yaitu dipimpin sektor barang baku sebesar 1,92%, diikuti oleh sektor teknologi dan sektor kesehatan yang masing- masing naik sebesar 1,46% dan 0,29%. Sedangkan, tujuh sektor terkoreksi yaitu sektor keuangan turun paling dalam minus 1,37%, diikuti oleh sektor transportasi & logistik dan sektor energi yang masing- masing turun sebesar 1,12% dan 0,51%.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.486.723 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 30,12 miliar lembar saham senilai Rp19,61 triliun. Sebanyak 228 saham naik 370 saham menurun, dan 200 tidak bergerak nilainya.


Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Espos.id tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca. 


Advertisement
Anik Sulistyawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif