Esposin, JAKARTA — Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) diprediksi rawan terkoreksi pada Senin (7/10/2024) hari ini.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana alias Didit menyampaikan secara teknikal posisi IHSG terkoreksi 0,63 persen ke level 7.496 dan masih didominasi oleh volume penjualan.
Promosi Konsisten Berdayakan UMKM, BRI Jadi Salah Satu BUMN dengan Praktik ESG Terbaik
"Diperkirakan, posisi IHSG saat ini sedang berada pada bagian dari wave (c) dari wave [ii] atau wave 4 dari wave (3) pada skenario merah, sehingga IHSG masih akan rawan melanjutkan koreksinya untuk menguji area 7.454 atau worst case-nya ke level 7.347," ujar Didit sebagaimana dikutip Antaranes dari MNC Sekuritas Daily Scope Wave di Jakarta, Senin.
Lanjutnya, IHSG berpotensi dalam rentang area level support 7.460 atau 7.366 dan level resistance 7.654 atau 7.810.
Adapun, berikut rekomendasi saham MNC Sekuritas secara teknikal yang menarik untuk dicermati pada perdagangan hari ini, Senin (6/10/2024).
PT AKR Corporindo Tbk (AKRA)
AKRA menguat 1,25 persen ke level 1.615 dan masih didominasi oleh volume pembelian, pergerakannya pun masih cenderung uptrend dan mampu berada di atas MA200. Saat ini, posisi AKRA diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave v dari wave (i) dari wave [iii].
Rekomendasi : Buy on Weakness
Target Harga : 1.650 sampai 1.685
Stoploss : Di bawah 1.560
PT Bank Jago Tbk (ARTO)
ARTO terkoreksi 4,07 persen ke level 2.830 dan disertai oleh munculnya volume penjualan, namun koreksi ARTO masih tertahan oleh MA60. Kami perkirakan, posisi ARTO saat ini sedang berada di wave (iv) dari wave [i] dari wave 3.
Rekomendasi : Buy on Weakness
Target Harga : 3.100 sampai 3.420
Stoploss : Di bawah 2.520
PT XL Axiata Tbk (EXCL)
EXCL terkoreksi 0,44 persen ke level 2.250 disertai dengan munculnya volume penjualan. Selama masih mampu berada di atas 2.170 sebagai stoplossnya, maka posisi EXCL saat ini sedang berada di awal wave (c) dari wave [iii] pada skenario hitam.
Rekomendasi : Speculation Buy
Target Harga : 2.360 sampai 2.430
Stoploss : Di bawah 2.170
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
INDF terkoreksi 0,70 persen ke level 7.050 disertai dengan munculnya volume penjualan, pergerakannya pun sudah berada di bawah MA20. Saat ini, kami perkirakan posisi INDF sedang berada di awal wave (iv) dari wave [i] dari wave C, sehingga INDF masih rawan melanjutkan koreksinya ke rentang area 6,725-6,925.
Rekomendasi : Sell on Strength
Sementara itu, pada perdagangan Jumat (4/10/2024) pekan kemarin, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih senilai Rp521,00 miliar di semua pasar dan senilai Rp558,19 miliar di pasar reguler.
Di sisi lain, mereka tercatat melakukan pembelian bersih senilai Rp37,19 triliun di pasar negosiasi dan tunai.
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (4/10/2024) sore ditutup melemah dipimpin oleh saham-saham sektor teknologi.
IHSG ditutup melemah 47,74 poin atau 0,63 persen ke posisi 7.496,08. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 7,65 poin atau 0,82 persen ke posisi 929,72.
Dari dalam negeri, ketegangan di Timur Tengah masih membayangi pasar keuangan, ancaman serangan terhadap infrastruktur minyak Iran dapat mengganggu pasokan dan memicu kenaikan harga minyak, yang pada gilirannya akan membebani APBN akibat peningkatan harga minyak tersebut.
Kenaikan harga minyak dunia ini juga akan memicu peningkatan belanja subsidi energi dan perlindungan sosial, karena lonjakan harga minyak akan mempengaruhi daya beli masyarakat. Pasar khawatir jika konflik ini berkepanjangan, hal tersebut akan menimbulkan tantangan bagi pemerintah baru dan APBN 2025.
Akibatnya, pemerintah baru kemungkinan akan mempertimbangkan revisi APBN, sejalan dengan penyesuaian asumsi makroekonomi.
Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor menguat yaitu dipimpin sektor kesehatan sebesar 0,34 persen, diikuti oleh sektor energi dan sektor infrastruktur yang masing- masing naik sebesar 0,22 persen dan 0,03 persen.
Sedangkan, delapan sektor terkoreksi yaitu sektor teknologi turun paling dalam minus 2,02 persen, diikuti oleh sektor properti dan sektor keuangan yang masing- masing turun sebesar 1,00 persen dan 0,96 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu AYLS, AKSI, RAJA, CITY dan HRTA. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni PANI, TOBA, GOTO, PNLF dan MAPI.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.083.728 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 25,36 miliar lembar saham senilai Rp11,90 triliun. Sebanyak 234 saham naik 333 saham menurun, dan 225 tidak bergerak nilainya.