bisnis
Langganan

Kisah Ismiyati & Roti Bekatul Super Roti, dari Kepepet hingga Menang di Paris - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Brand Content  - Espos.id Bisnis  -  Kamis, 30 Mei 2024 - 18:53 WIB

ESPOS.ID - Pemilik Super Roti, Ismiyati, 48, berfoto dengan latar belakang Menara Eiffel, di Paris, Perancis. (Brand Content)

Esposin, SEMARANG -- Pantang menyerah. Semangat ini terasa saat Ismiyati, 48, pemilik Super Roti, menceritakan perjalanannya membangun usaha produksi roti pada 2011 dan tak berhenti mengembangkannya hingga saat ini. Pada 2015, Super Roti melakukan terobosan dengan memproduksi roti berbahan dasar bekatul.

Berkat kegigihannya, pada April 2024 lalu, Ismi terbang ke Perancis untuk menerima penghargaan Saf Instant Birthday Bread Challenge dan karyanya terpilih menjadi yang terbaik. Mitra binaan Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) ini mengalahkan sekitar 3.500 peserta dari 150 negara. Luar biasa!

Cerita Ismi dan Super Roti.

“Kepepet”, Awal Cerita Super Roti
Advertisement

Banyak cerita di balik perjuangan Ismi membangun Super Roti. Semuanya berawal dari kepepet. Pada 2011, suaminya terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Kala itu, Ismi masih bekerja sebagai manajer di sebuah dealer sepeda motor di Semarang, Jawa Tengah.

“Suami saya enggak ada kerjaan. Akhirnya, karena saya masih bekerja, saya hire orang untuk membantu membuka usaha produksi roti. Itu hobi saya, tetapi saya masih harus bekerja. Kami cari baker, asisten baker, barulah mulai produksi. Suami saya dan temannya jadi sales,” kisah Ismi, menceritakan awal mula Super Roti.

Advertisement

“Suami saya enggak ada kerjaan. Akhirnya, karena saya masih bekerja, saya hire orang untuk membantu membuka usaha produksi roti. Itu hobi saya, tetapi saya masih harus bekerja. Kami cari baker, asisten baker, barulah mulai produksi. Suami saya dan temannya jadi sales,” kisah Ismi, menceritakan awal mula Super Roti.

Saat itu, Super Roti memproduksi aneka roti berbahan dasar tepung terigu dan dipasarkan melalui toko-toko di kawasan Semarang. Satu tahun setelah Super Roti berdiri, Ismi memutuskan resign dari pekerjaannya karena ingin serius membangun usaha.

Tantangan datang. Tiga bulan setelah memegang sendiri roda usaha Super Roti, semua karyawannya berhenti. “Anak buah saya keluar semua. Saya yang baru mau menekuni serius, ditinggal, tapi tetap saya kerjakan, sambil cari karyawan,” ujar Ismi.

Advertisement

“Butuh edukasi bahwa ini bukan pakan ternak, tetapi ini adalah kulit ari beras bagian dalam. Bagian yang serbuk halus, gluten free, tinggi serat, tinggi vitamin,” ujar dia.

Meski banyak yang meragukan, Ismi terus bereksperimen memproduksi roti bekatul. Dari sisi kesehatan, roti bekatul baik dikonsumsi oleh penderita diabetes dan kolesterol tinggi.

“Pengamatan saya, penyakit degeneratif, termasuk diabetes. Nah, mereka mau cari makanan untuk penderita diabet agak sulit dan mahal, rasanya belum tentu enak. Konsep saya, cemilan untuk penderita diabetes itu juga bisa enak,” kata Ismi.

Advertisement

Kini, produk roti bekatul Super Roti tak hanya ramah bagi penderita diabetes dan kolesterol tinggi, tetapi juga bagi mereka yang diet gluten. Super Roti juga memproduksi roti yang gluten free, dengan berbahan dasar tepung mocaf.

Produk-produk roti bekatul Super Roti bisa ditemukan di sejumlah rumah sakit di Semarang, berbagai toko, dan marketplace. Aneka produknya juga sudah dipasarkan ke sejumlah daerah seperti Jakarta, Bali, bahkan hingga Singapura.

Impian Ismi dan Super Roti

Ke depannya, Ismi punya impian menjadikan roti bekatul sebagai cemilan harian bagi siapa saja. Penghargaan yang diterimanya dari Saf Instant Birthday Bread Challenge di Perancis, semakin menambah semangat Ismi untuk berinovasi. Baginya, penghargaan ini menunjukkan bahwa Super Roti sudah berada pada jalur yang benar dan diakui sebagai produsen roti yang andal.

Ia berharap, Super Roti bisa lebih mengembangkan strategi pemasarannya hingga bisa menjangkau pasar lebih luas. Tahun demi tahun yang dijalani menunjukkan perkembangan yang berarti. Apalagi, setelah ia bergabung menjadi UMKM binaan SETC pada 2016.

Advertisement

SETC merupakan program pemberdayaan UMKM yang digagas PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) di bawah Payung Program Keberlanjutan “Sampoerna Untuk Indonesia” (SUI).

Menurut Ismi, setelah bergabung dengan SETC, ia mengikuti berbagai pelatihan yang bermanfaat untuk pengembangan usahanya. Pelatihan-pelatihan itu di antaranya strategi pengembangan penjualan daring, pentingnya berkolaborasi dan kemitraan, dan lain-lain.

“SETC banyak mendampingi saya. Misalnya saya butuh pelatihan apa, saya bisa usul. Misal saya mau pameran, saya bisa minta masukan. Bahkan ketika saya mau ke Perancis itu, SETC membantu saya memoles brosur Super Roti, menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris, dikasih konsepnya, saya tinggal cetak. Dukungannya luar biasa,” papar Ismi.

“Bagi saya SETC itu teman saya dalam mengembangkan bisnis. Mereka senang jika UKM-nya mau maju. Daripada yang hanya menunggu, senang minta ikan, SETC senang memberi kail,” lanjut dia.

Kepada mereka yang sedang atau akan mulai berbisnis, Ismi berbagi tips. Jalanilah usaha dengan tekun, nikmati segala prosesnya, jangan mudah goyah saat menghadapi tantangan.

“Tetap di jalurnya, menikmati etapenya, menikmati prosesnya, sampai ke tujuan yang ingin kita capai. Jaga semangat. Ngoyo tapi jangan ngongso,” kata Ismi.

Advertisement
Imam Yuda Saputra - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif