bisnis
Langganan

OJK Sebut Penghimpunan Dana Pasar Modal RI Capai Rp129,9 Triliun per Juli 2024 - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Newswire  - Espos.id Bisnis  -  Senin, 5 Agustus 2024 - 19:21 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi gaji/upah. (Freepik).

Esposin, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan penghimpunan dana di pasar modal Indonesia senilai Rp129,90 triliun sampai periode 31 Juli 2024, di mana senilai Rp4,39 triliun merupakan fundraising dari 28 emiten baru.

“Masih terdapat 111 pipeline penawaran umum dengan perkiraan nilai indikatif senilai Rp33,04 triliun,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK di Jakarta, Senin (5/8/2024) seperti dilansir Antaranews

Advertisement

Sampai 31 Juli 2024, kapitalisasi pasar modal Indonesia tercatat senilai Rp12.338 triliun atau meningkat 1,83 persen month to date (mtd) atau 5,76 persen year to date (ytd), serta non-resident mencatatkan net buy senilai Rp6,68 triliun (mtd) atau net sell senilai Rp1,05 triliun (ytd).

“Secara (mtd), penguatan terjadi di hampir seluruh sektor dengan penguatan terbesar di sektor industri, serta transportasi & logistik. Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi harian pasar saham tercatat senilai Rp11,87 triliun (ytd),” ujar Inarno.

Lebih lanjut, di pasar obligasi, indeks pasar obligasi Indonesia Composite Bond Index (ICBI) menguat sebesar 1,09 persen (mtd) atau 2,66 persen (ytd) ke level 384,57, dengan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) rata-rata menurun 7,34 basis poin (mtd) atau meningkat 25,87 basis poin (ytd), dengan non-resident mencatatkan net buy senilai Rp4,90 triliun (mtd) atau net sell senilai Rp29,05 triliun (ytd).

Advertisement

“Untuk pasar obligasi korporasi, investor non-resident mencatatkan net sell senilai Rp580 miliar (mtd) atau net sell senilai Rp2,22 triliun (ytd),” ungkap Inarno.

Dari industri pengelolaan investasi, lanjutnya, nilai dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) tercatat senilai Rp830,25 triliun atau naik 0,51 persen (mtd) atau 0,67 persen (ytd).

“Dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana senilai Rp491,61 triliun atau naik 1,06 persen (mtd) atau turun 1,96 persen (ytd), dan tercatat net subscription sebesar Rp2,75 triliun (mtd) atau net redemption Rp12,53 triliun (ytd),” ujar Inarno.

Sempat Anjlok

Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengimbau para investor untuk tidak khawatir terhadap penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin (5/8) ditutup melemah 3,40 persen di level 7.059,65.
Advertisement

Hari ini IHSG sempat mengalami pelemahan hingga 4,16 persen ke level 7.004 persen pada 14.32 WIB.

“Kalau IHSG nanti kita lihat aja karena itu daily-nya fluktuasi. Jadi kita tidak perlu khawatir," kata Airlangga saat konferensi pers terkait pertumbuhan ekonomi Q2-2024 di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin.

Adapun sore ini IHSG ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global. IHSG ditutup melemah 248,47 poin atau 3,40 persen ke posisi 7.059,64. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 28,65 poin atau 3,12 persen ke posisi 890,70.

“Bursa Asia mengalami koreksi dan dalam tekanan aksi jual, seiring dengan sikap para pelaku pasar pasca rilisnya data ekonomi Amerika Serikat (AS)," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.

Pada akhir pekan kemarin, data nonfarm payrolls AS hanya meningkat 114.000, jauh di bawah perkiraan yang sebesar 175.000 dan tingkat pengangguran atau unemployment rate naik menjadi 4,3 persen, di atas ekspektasi yang hanya sebesar 4,1 persen.

Data tersebut mendorong pasar khawatir akan terjadinya pelemahan pertumbuhan ekonomi AS, bahkan mungkin resesi, sehingga membuat para pelaku pasar cenderung berhati-hati tentang prospek ekonomi negara tersebut.

Dari dalam negeri, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan, yang mana Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2024 sebesar 5,05 persen secara tahunan (year on year/yoy), atau lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya yang bertumbuh 5,11 persen.

 

 

 

 

 

 

 

 

Advertisement
Anik Sulistyawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif