by Bayu Jatmiko Adi - Espos.id Bisnis - Rabu, 25 Oktober 2023 - 23:09 WIB
Esposin, SOLO - Wellness tourism saat ini menjadi potensi yang cuba untuk digarap di sejumlah tempat. Solo pun sudah terus mengkaji pengembangan potensi tersebut. Di sisi lain, saat ini sudah ada rumah sakit di Solo yang mencoba membuka paket health tourism.
Rumah sakit itu adalah Rumah Sakit (RS) Onkologi Solo. Direktur RS Onkologi Solo, drg. Bobet Evih Hedi I.R, MMR., menyampaikan RS Onkologi Solo merupakan rumah sakit khusus dengan unggulannya adalah penanganan kanker.
"Karena kami sifatnya adalah rumah sakit khusus dan belum [kerja sama] BPJS, maka kami sangat menonjolkan diversifikasi. Bagaimana membuat program sekreatif mungkin," kata dia di acara Forum Komunikasi Wisata yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo, Rabu (25/10/2023).
Kepada Esposin dia menyampaikan program terobosan health tourism sudah berjalan sejak tiga bulan lalu. Dalam penyusunannya pihak rumah sakit juga sudah meminta masukan dari Dinas Kesehatan Kota Solo maupun Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Solo.
Untuk sementara ini ada tiga paket health tourism yang mengombinasikan antara kesehatan, kebudayaan dan pariwisata. Nama-nama paketnya juga dipilih yang sebisa mungkin bisa menarik minat masyarakat untuk mencobanya.
Di salon tersebut pasien bisa memilih layanan apa yang diinginkan. Kemudian pada hari terakhir sebelum pulang, pasien juga akan mendapatkan multivitamin agar lebih segar lagi. "Dengan begitu setelah kemo, dia lebih fresh," kata dia.
Disebutkan jika penerapan paket yang tersedia itu juga sudah melalui konsultasi dengan dokter ahli dari masing-masing pasien. Dengan begitu ketika ada kegiatan yang belum bisa dilakukan pasien, maka aktivitas pada paket tersebut akan disesuaikan.
Dia berharap apa yang telah dilakukan di RS Onkologi Solo tersebut dapat dikembangkan dan dapat dikolaborasikan dengan rumah sakit lain. Sebab dengan begitu layanan paket health tourism tersebut bisa lebih diperluas.
Misalnya saja ketika ada pasien yang ternyata bukan hanya menginginkan layanan penanganan kanker, tapi juga yang lain, seperti mata, atau penyakit lain. "Sedangkan di tempat kami terbatas. Ketika sudah dikolaborasikan, akan semakin lengkap. Begitupun sebaliknya ketika pasien dari rumah sakit lain juga butuh layanan penanganan kanker maka kami bisa menjadi bagian kecilnya saja," kata dia.
Kemudian melalui peran pihak-pihak lain seperti Asita atau pelaku wisata yang lain, promosinya diharapkan akan lebih gencar. Sebab sejauh ini promosi hanya dilakukan melalui media sosial rumah sakit atau dari mulut ke mulut pasien yang sudah mencoba paket tersebut.