by Pernita Hestin Untari - Espos.id Bisnis - Minggu, 25 Agustus 2024 - 17:55 WIB
Esposin, JAKARTA — PT Pefindo Biro Kredit atau IdScore mencatatkan kenaikan pengguna buy now pay later (BNPL) atau paylater per Juni 2024 pengguna BNPL tercatat sebesar 14,37 juta pengguna.
Angka tersebut meningkat 9,35% secara tahunan (year-on-year/YoY) atau 0,36% berdasarkan total debitur. Adapun per debitur rata-rata memiliki hingga 3 kontrak aktif.
"Peningkatan BNPL ini membuktikan bahwa produk ini tidak terkena imbas penurunan daya beli masyarakat," kata Direktur Utama IdScore Yohanes Arts Abimanyu saat dihubungi Bisnis, Minggu (25/8/2024).
Di sisi lain, total portofolio pinjaman kredit BNPL tercatat sebanyak Rp30,14 triliun. Angka tersebut meningkat 19,7% (YoY) pada periode yang sama.
Di sisi lain, total portofolio pinjaman kredit BNPL tercatat sebanyak Rp30,14 triliun. Angka tersebut meningkat 19,7% (YoY) pada periode yang sama.
Sementara bank umum mencatatkan pertumbuhan tahunan tertinggi pada produk ini hingga 68,45%, dari Rp3,94 triliun pada Juni 2023 menjadi Rp6,63 triliun pada Juni 2024.
Abimanyu menyebut pertumbuhan tahunan pada bank umum enam kali lipat lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan di sektor fintech yang hanya 11,35% (YoY) dari Rp6,53 triliun pada Juni 2023 menjadi Rp7,27 triliun pada Juni 2024.
"Persebaran pengguna BNPL 48,06% ada di rentang usia >20—30 tahun, kemudian diikuti oleh usia >30—40 tahun sebesar 29,3%," kata Abimanyu.
Kemudian disusul dengan usia 31—40 tahun mencapai sebanyak 4,2 juta debitur dan 41—50 tahun mencapai sebanyak 1,8 juta debitur. Pengguna dengan usia di bawah 20 tahun mencapai sebanyak 866.200 debitur.
"Group usia >30—40 tahun penyumbang kredit macet tertinggi sebesar 38,03% kemudian diikuti oleh group >20—30 tahun sebesar 31,7% [Rp450 miliar]," kata Direktur Utama IdScore Yohanes Arts Abimanyu seperti dilansir Bisnis, Minggu (25/8/2024).
Setelah itu disusul oleh usia 41—50 tahun dengan kredit macet sebanyak Rp300 miliar. Sementara usia di bawah 20 tahun sampai dengan 20 tahun kredit macetnya mencapai 40 miliar. Kemudian usia 51—55 tahun dengan kredit macet sebanyak Rp50 miliar.
Sementara itu usia di atas 55 tahun mencapai sebanyak Rp40 miliar. Adapun total portofolio pinjaman kredit BNPL tercatat sebanyak Rp30,14 triliun per Juni 2024. Angka tersebut meningkat 19,7% secara tahunan (year-on-year/YoY) pada periode yang sama.
Bank Umum mencatatkan pertumbuhan tahunan tertinggi pada produk ini hingga 68,45%, dari Rp3,94 triliun pada Juni 2023 menjadi Rp6,63 triliun pada Juni 2024.
Abimanyu menyebut pertumbuhan tahunan pada Bank Umum enam kali lipat lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan di sektor fintech yang hanya 11,35% secara tahunan, dari Rp6,53 trilliun pada Juni 2023 menjadi Rp7,27 triliun pada Juni 2024.