Esposin, SOLO -- Bayang-bayang resesi ekonomi di Indonesia makin nyata setelah pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 tercatat minus 5,32 persen. Dalam kondisi kemerosotan ekonomi seperti ini bukan berarti hidup rakyat bangsa ini akan hancur.
Ada beberapa hal bisa dilakukan dan perlu disaiapkan agar sewaktu-waktu resesi benar-benar terjadi, kita sudah siap. Indonesia dikatakan mengalami resesi ekonomi jika pada kuartal III/2020 atau Juli-September 2020 mendatang pertumbuhan ekonomi kembali minus.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Berikut Esposin merangkup berbagai langkah yang perlu disiapkan menghadapi resesi sesuai saran parar ekonomi. Apa saja?
Joss! Ini Cara Desa Miskin di Sragen Bangkit dari Kubang Kemiskinan
Siapkan Dana Darurat
Untuk menghadapi kemungkinan terjadinya resesi ekonomi di Indonesia, masyarakat perlu menyiapkan dana darurat untuk keperluan kebutuhan sehari-hari. Dana darurat itu bisa diperoleh dengan cara menghemat pengeluaran.Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, mengatakan masyarakat perlu mengurangi belanja kebutuhan yang tidak begitu penting.
“Kurangi juga belanja yang tidak sesuai kebutuhan dan fokus pada pangan serta kebutuhan kesehatan. Jadi jangan latah ikut gaya hidup boros. Pandemi mengajarkan kita apa yang bisa dihemat ternyata membuat daya tahan keuangan personal lebih kuat,” kata dia dikutip dari Detik.com.
Menyaru Pedagang Sayur, Pemuda di Kebumen Curi Motor
Dana Darurat untuk 3-12 Bulan ke Depan
Perencana Keuangan Zelts Consulting, Ahmad Gozali, meyampaikan masyarakat bisa menyiapkan dana cadangan mulai dari sekarang. Hal itu ia tekankan agar masyarakat bisa tahan banting di tengah resesi ekonomi.Ia menyebut dana cadangan yang disiapkan selama resesi seharusnya bisa memenuhi kebutuhan 3-12 bulan pengeluaran bulanan. Misalnya, pengeluaran bulanan satu keluarga adalah Rp5 juta, dikalikan 12 bulan, maka setiap keluarga minimal harus memiliki dana cadangan Rp60 juta untuk bertahan hidup sampai satu tahun kemudian.
Selain itu, dana cadangan ini juga bisa digunakan jika terjadi badai pemutusan hubungan kerja (PHK) atau pemotongan gaji secara mendadak.
Masih Pandemi, Anggota DPRD Sukoharjo Siap-Siap Kunker Lagi
Jangan Boros
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah, menyarankan agar masyarakat tidak boros jika resesi ekonomi terjadi. Ia juga mengimbau masyarakat mempersiapkan diri dalam menghadapi kondisi terburuk akibat kemungkinan resesi yang berkepanjangan.“Tetap harus berjaga-jaga mempersiapkan kondisi terburuk yaitu apabila resesi ini berkepanjangan. Inj perlu stamina yang kuat termasuk juga tabungan yang cukup. Jangan boros,” ungkapnya.
Potensi Tambang Ratusan Triliun, Investasi Wonogiri Kok Cuma Sak Iprit?
Jaga Kesehatan di Tengah Pandemi
Selain mempersiapkan diri, keuangan, dan kebutuhan sehari-hari, masyarakat juga disarankan untuk senantiasa menjaga kesehatan. Sebab, salah satu faktor utama penyebab resesi ekonomi kali ini adalah pandemi Covid-19.“Yang utama tetap menjaga kesehatan. Resesi disebabkan oleh wabah, oleh karena itu solusi utama menghadapi resesi adalah mengakhiri wabah. Apabila wabah berakhir, resesi akan berakhir,” ujar Piter Abdulah.