Esposin, SOLO — Rumah Sakit (RS) Indriati Solo Baru berkolaborasi dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) Jawa Tengah (Jateng), Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Solo, Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, dan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menggelar peringatan Hari Gizi Nasional di area car free day (CFD) Jl. Slamet Riyadi Solo, pada Minggu (28/1/2024).
Peringatan tersebut dimeriahkan dengan pemberian edukasi kesehatan kepada pengunjung CFD, bertajuk MP-ASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting. Beragam kegiatan juga digelar untuk menambah keseruan acara, seperti konsultasi gizi gratis, pembagian snack tinggi protein, dan praktik pembuatan makanan pendamping ASI secara langsung. Pengunjung CFD tampak antusias menyimak pemaparan dari para dokter spesialis.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Dokter Spesialis Gizi Klinik RS Indriati, Ayu Kusuma Dewi menguraikan Hari Gizi Nasional tepatnya jatuh pada Kamis (25/1/2024) lalu. Dengan kerja sama berbagai pihak, Ayu menjelaskan pentingnya memilih protein hewai yang berkualitas. Dalam kesempatan tersebut pihaknya juga membuat MP-ASI dari ikan kembung dengan kandungan protein hewani yang berkualitas.
Ayu menguraikan ikan kembung bisa menjadi alternatif sumber protein hewani yang relatif lebih murah. "Ikan kembung ini kandungan Omega 3 dan DHA lebih tinggi daripada ikan salmon. Ikan kembung juga harganya lebih terjangkau. Biasanya orang tahunya ikan kembung hanya digoreng, ini kami buat otak-otak jadi lebih variatif," ujar Ayu saat ditemui Esposin, seusai acara.
Dengan mengolah ikan kembung menjadi otak-otak, menurut Ayu bisa memudahkan anak untuk mengonsumsi makanan kaya protein ini, baik sebagai makanan utama ataupun snack. Lebih lanjut Ayu menyebut, berdasarkan riset asupan protein harian orang Indonesia relatif sedikit. Oleh sebab itu, dengan edukasi ini, pihaknya ingin menguatkan tentang pentingnya protein hewani bagi tubuh.
Hal ini juga bertujuan sebagai salah satu upaya mencegah stunting. Ayu menekankan pentingnya asupan protein hewani di samping protein nabati yang biasanya didapat tahu dan tempe.
"Kalau protein hewani ini bervariasi, ada daging merah dan dagin putih. Untuk daging merah didapat dari hewan berkaki empat, misalnya sapi dan kambing itu zat besi dan vitamin B12 tinggi. Tapi kalau ikan itu banyak mengandung Omega 3 dan DHA yang baik untuk perkembangan otak dan kecerdasan. Jadi sebaiknya untuk protein hewani untuk anak bisa divariasikan secara rutin dengan jumlah yang mencukupi," kata dia.
Oleh sebab itu, untuk memastikan tumbuh kembang anak, Ayu mengimbau orang tua agar memeriksakan anak secara rutin baik ke puskesmas ataupun rumah sakit. Langkah ini menjadi salah satu cara untuk mencegah stunting atau kekurangan gizi kronis jangka panjang.
"Jadi tiap bulan kita mesti tahu berat badan [anak] naik atau tidak, maka harus dikonsultasikan ke dokter. Nanti kalau memang perlu lebih lanjut dari puskesmas atau dari dokter bisa dirujuk ke rumah sakit," ujar Ayu.