Esposin, KENDAL–Build Change yang didukung oleh World Bank memberikan dana grant (hibah) sebesar US$50.000 kepada PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF.
Hibah diberikan untuk mendukung inisiatif Kementerian PUPR dalam mewujudkan Indonesia Green Affordable Housing Program (IGAHP) yang diinisiasi pada tahun 2022.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Tujuannya yakni mendorong keterjangkauan perumahan hijau di Indonesia bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) mulai dari penggunaan bahan bangunan ramah lingkungan, desain yang efisien energi, tahan perubahan iklim dan bencana, serta akses pembiayaan dengan skema yang tepat bagi MBR.
Sebagai pilot project dari IGAHP, SMF bekerja sama dengan BPR Nusamba Kendal menyalurkan dana hibah tersebut sebagai subsidi dalam skema Kredit Pembangunan/Peningkatan Rumah (KPPR) dan Pembiayaan Mikro Perumahan Resilien Hijau.
Kerja sama ini dilakukan dalam bentuk seremonial Penandatangan Kerja Sama di Kantor BPR Nusamba Cepiring dan dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Kendal Sugiono, Direktur Utama BPR Nusamba Cepiring Bambang Susanto, serta Direktur Keuangan dan Operasional SMF Bonai Subiakto.
Turut hadir dia cara tersebut, Direktur Pelaksanaan Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR, Haryo Bekti Martoyoedo dan Country Manager Build Change, Mediactrich Triani.
Pilot project ini merupakan sebuah rangkaian kegiatan yang sebelumnya dilakukan penandatanganan bersama BPRS Patriot Bekasi pada 12 Agustus 2024 yang lalu. Kerja sama dengan kedua instansi ini menjadi tonggak dimulainya implementasi rumah hijau untuk MBR.
Penyaluran pembiayaan ini dikhususkan untuk pembiayaan mikro dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Swadaya ramah lingkungan untuk meningkatkan keterjangkauan kepemilikan rumah MBR sesuai dengan kriteria green housing yang telah ditetapkan Kementerian PUPR.
"Kami terbuka untuk kolaborasi dengan instansi manapun agar mendorong akses kepemilikan rumah MBR," kata Bonai Subiakto dalam keterangannya, Jumat (16/8/2024).
Dia menambahkan dengan dana grant dari Build Change dan skema subsidi dalam pembiayaan tersebut diharapkan dapat meringankan angsuran yang dibayarkan masyarakat.
"Sehingga, dapat meningkatkan affordability Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) agar semakin terbuka lebar untuk memiliki rumah yang layak, tahan bencana, dan ramah lingkungan tanpa harus terbebani dengan biaya yang terlalu tinggi," jelas Direktur Keuangan & Operasional SMF.
Calon debitur akan mendapatkan subsidi berupa potongan sebesar 20% dari jumlah plafon kredit KPPR yang diambil. Selain melalui BPR Nusamba Cepiring, KPPR dan Pembiayaan Mikro Perumahan Resilien Hijau, pilot project IGAHP ini juga dapat diakses melalui BPR Syariah Patriot Kota Bekasi.
"Kami sangat senang bisa menjadi Kabupaten terpilih untuk pilot project IGAHP ini. Saat ini angka backlog di Kendal mencapai 47 ribu. Dengan adanya dana hibah ini semoga bermanfaat meningkatkan keterjangkauan bagi MBR untuk memiliki rumah yang adaptif dan tahan bencana atas perubahan iklim serta menjadi salah satu upaya dalam pengurangan angka backlog," tutur Sekretaris Daerah Kabupaten Kendal Sugiono.
Pada implementasi IGAHP, MBR sebagai calon debitur akan diberikan pendampingan dari Kementerian PUPR berupa pemberian referensi desain rumah yang mendukung konsep rumah hijau.
Selain itu, juga pendampingan dalam proses pembangunan yang dilakukan debitur sehingga dapat sesuai dengan yang anggaran dan konsep rumah hijau resilien.
Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan
Pembiayaan dan pendampingan ini menjadi bentuk komitmen dan wujud pemenuhan pembangunan keberlanjutan atau Sustainability Development Goals (SDG) no. 11 yaitu Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan."Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dari Kementerian PUPR, Build Change, dan juga SMF kepada kami sebagai penyalur dana hibah ini ke masyarakat. Sinergi antara pemerintah, BUMN, maupun swasta seperti ini yang harus ditingkatkan untuk sama-masa menyalurkan pembiayaan perumahan yang terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah," ucap Bambang Susanto, Direktur Utama BPR Nusamba Cepiring.
SMF juga berharap terdapat lebih banyak insentif yang secara signifikan diberikan kepada masyarakat eperti dana hibah ini, serta insentif tambahan dari pihak regulator, guna secara efektif mendorong dan memotivasi masyarakat untuk secara aktif memilih dan beralih ke rumah hijau yang ramah lingkungan, dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan.
”Untuk pembangunan rumahnya sendiri akan mengacu pada pedoman Pembangunan Resilien Hijau dari Kementerian PUPR. Selain keterjangkauan, kita juga menitikberatkan pada peningkatan kualitas rumah. Sehingga masyarakat dapat hidup dan tinggal dengan nyaman, aman, serta berkontribusi pada pelestarian lingkungan terutama dalam pengurangan emisi,” tutur Bonai.
Berdasarkan Climate Transparency Report 2021, sektor permukiman dan perumahan, dalam hal ini bangunan gedung, berkontribusi sebesar 3,88% atas direct emissions dan 20,72% atas indirect emissions.
Menurut IPCC 4th Assessment Report on Climate Change tahun 2007, pada tahun 2030 diperkirakan 1/3 total emisi CO2 dunia berasal dari bangunan gedung dengan penyumbang terbesar di negara-negara di Asia.
Berdasarkan hal tersebut, bangunan/gedung pada sektor perumahan di Indonesia perlu menerapkan prinsip rumah hijau agar dapat mengurangi emisi CO2 dan diharapkan dapat mengurangi dampak perubahan iklim.
Lebih lanjut, Mediatrich menyampaikan saat ini pemerintah punya target pengurangan emisi hingga 2030 dan diharapkan sektor perumahan turut berkontribusi didalamnya. Namun, saat ini banyak program-program keberlanjutan namun masih minim dari sektor perumahan.
"Pelan-pelan green housing harus diinternalisasi dalam kegiatan sehari-hari. Baik dalam bisnis maupun pemerintahan. Unsur bangunan atau gedung hijau juga harus masuk dalam kebijakan pemerintah. Sehingga rumah yang kuat dan tahan terhadap bencana dapat dimiliki semua masyarakat dan menjadi tempat yang aman bagi yang tinggal di dalamnya," jelas Haryo Bekti.