bisnis
Langganan

BI Optimistis Tren Kredit Perbankan Terus Tumbuh Tinggi - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Newswire  - Espos.id Bisnis  -  Rabu, 18 September 2024 - 19:49 WIB

ESPOS.ID - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung

Esposin, JAKARTA - Kredit perbankan diyakini melanjutkan tren pertumbuhan yang tinggi meski sedikit melambat pada Agustus 2024. Pertumbuhan kredit bank pada Agustus tercatat sebesar 11,40% (year-on-year/yoy), lebih rendah dari kinerja Juli sebesar 12,40% yoy.

Optimisme ini diungkapkan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung, dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu (18/9/2024). “Memang kalau dibandingkan Juli, angkanya melambat. Tapi, ini lebih banyak disebabkan oleh kredit valas. Karena apresiasi nilai tukar rupiah, maka kredit valas seolah-olah kecil. Dampak dari apresiasi seperti itu,” kata.

Advertisement

Namun, Juda menyatakan, pertumbuhan kredit tetap dalam level yang kuat, dan diyakini bakal terus melanjutkan tren pertumbuhan yang kuat di kisaran 10%-12% pada tahun ini. Optimisme tersebut didukung oleh sejumlah indikator. Pertama, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dinilai masih cukup tinggi, yaitu 7% yoy. Kedua, alat likuid perbankan juga disebut masih cukup besar, di mana rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi sebesar 25,37%. Menurut Juda, kinerja ini mengindikasikan alat likuid seperti Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) masih banyak dimiliki oleh bank.

Ketiga, kemungkinan ekspansi fiskal oleh pemerintah. Juda mengatakan, pemerintah biasanya melakukan ekspansi fiskal pada kuartal IV. Hal ini akan mendorong penghimpunan DPK perbankan yang akhirnya dapat menopang penyaluran kredit dari sisi suplai.

Keempat, masih terbukanya pendanaan atau funding dari non-DPK. Rasio Pendanaan Luar Negeri Bank (RPLN) saat ini masih menunjukkan ruang yang cukup besar. Kelima, pemangkasan suku bunga acuan BI atau BI-Rate yang turun sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6%. Juga optimistis penurunan ini bakal meningkatkan permintaan kredit, termasuk mendorong biaya dana (cost of fund/CoF) menjadi lebih murah.

Advertisement

“Kalau secara industri, total kredit yang disalurkan sudah mencapai 51% dari rencana bisnis bank-bank. Ini cukup besar,” tambah dia.

BI juga mencatat rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan pada Juli 2024 tergolong kuat yang tercatat tinggi sebesar 26,56%, sehingga mampu menyerap risiko dan mendukung pertumbuhan kredit. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) perbankan pada Juli 2024 terjaga rendah, sebesar 2,27% (bruto) dan 0,79% (neto).

Ketahanan permodalan dan likuiditas perbankan juga ditopang oleh kemampuan membayar dan profitabilitas korporasi yang terjaga, sebagaimana hasil stress test perbankan terkini.

Advertisement

Ke depan, Juda menyatakan Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam memitigasi berbagai risiko yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan.

Advertisement
R. Bambang Aris Sasangka - journalist, history and military enthusiast, journalist competency assessor and trainer
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif