by Newswire Widiyantoro - Espos.id Bisnis - Senin, 10 Agustus 2020 - 12:02 WIB
Esposin, SOLO -- Bayang-bayang resesi ekonomi di Indonesia makin nyata setelah pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 tercatat minus 5,32 persen. Dalam kondisi kemerosotan ekonomi seperti ini bukan berarti hidup rakyat bangsa ini akan hancur.
Ada beberapa hal bisa dilakukan dan perlu disaiapkan agar sewaktu-waktu resesi benar-benar terjadi, kita sudah siap. Indonesia dikatakan mengalami resesi ekonomi jika pada kuartal III/2020 atau Juli-September 2020 mendatang pertumbuhan ekonomi kembali minus.
Berikut Esposin merangkup berbagai langkah yang perlu disiapkan menghadapi resesi sesuai saran parar ekonomi. Apa saja?
Joss! Ini Cara Desa Miskin di Sragen Bangkit dari Kubang Kemiskinan
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, mengatakan masyarakat perlu mengurangi belanja kebutuhan yang tidak begitu penting.
“Kurangi juga belanja yang tidak sesuai kebutuhan dan fokus pada pangan serta kebutuhan kesehatan. Jadi jangan latah ikut gaya hidup boros. Pandemi mengajarkan kita apa yang bisa dihemat ternyata membuat daya tahan keuangan personal lebih kuat,” kata dia dikutip dari Detik.com.
Menyaru Pedagang Sayur, Pemuda di Kebumen Curi Motor
Ia menyebut dana cadangan yang disiapkan selama resesi seharusnya bisa memenuhi kebutuhan 3-12 bulan pengeluaran bulanan. Misalnya, pengeluaran bulanan satu keluarga adalah Rp5 juta, dikalikan 12 bulan, maka setiap keluarga minimal harus memiliki dana cadangan Rp60 juta untuk bertahan hidup sampai satu tahun kemudian.
Selain itu, dana cadangan ini juga bisa digunakan jika terjadi badai pemutusan hubungan kerja (PHK) atau pemotongan gaji secara mendadak.
Masih Pandemi, Anggota DPRD Sukoharjo Siap-Siap Kunker Lagi
“Tetap harus berjaga-jaga mempersiapkan kondisi terburuk yaitu apabila resesi ini berkepanjangan. Inj perlu stamina yang kuat termasuk juga tabungan yang cukup. Jangan boros,” ungkapnya.
Potensi Tambang Ratusan Triliun, Investasi Wonogiri Kok Cuma Sak Iprit?
“Yang utama tetap menjaga kesehatan. Resesi disebabkan oleh wabah, oleh karena itu solusi utama menghadapi resesi adalah mengakhiri wabah. Apabila wabah berakhir, resesi akan berakhir,” ujar Piter Abdulah.