bisnis
Langganan

Cerita Wastra, Pameran Batik dari Tangan Penuh Cinta dan Ketekunan

by Akhmad Ludiyanto  - Espos.id Bisnis  -  Kamis, 3 Oktober 2024 - 11:46 WIB

ESPOS.ID - Pameran batik Cerita Wastra di Voyer Ballroom Alila Hotel Solo, Rabu (2/10/2024). Pameran batik lawasan milik owner Alila Hotel Solo Ninik Dyahningrum tersebut berlangsung 2-4 Oktober.(Solopos/Akhmad Ludiyanto)

Esposin, SOLO – Sebanyak 16 helai batik lawas dipajang dengan apik di Voyer Ballroom Alila Solo Hotel. Ada Buketan Latar Sidamukti, Buketan Latar Kawung, Buketan Peksi, Buketan Lereng Kapal, merak Ngigel, Latar Ukel, dan sebagainya.

Kain-kain batik atau wastra tersebut merupakan koleksi Ninik Dyahningrum, owner Alila Hotel Solo tersebut.

Advertisement

Pameran yang dikemas dalam Intimate Batik Exhibition bertajuk Cerita Wastra itu sengaja digelar sebagai bentuk curahan rasa cinta dari sang pemilik atas warisan budaya Indonesia itu pada momen Hari Batik Nasional yang diperingati setiap tanggak 2 Oktober.

Tema Cerita Wastra sendiri merupa sebuah persembahan yang mengalir tenang, seperti batik yang diwarnai oleh tangan-tangan penuh cinta dan ketekunan. Pameran batik lawas dari tahun 1950-1960 tersebut menjadi jembatan antara masa lalu dan masa kini yang menyatukan generasi melalui helaian kain.

Advertisement

“Bagi saya batik ini adalah hasil karya yang harus dihargai. Karena kalau zaman dahulu orang membuat batik tu melalui olah rasa. Kadang ada yang berpuasa, dan menyelesaikannya pun tidak bisa cepat karena bisa sampai enam bulan bahkan satu tahun. Jadi ada rasa yang terungkap dalam batikan. Mungkin sekarang tetap ada batik tulis tetapi saya tidak menemukan adanya emosi yang tertuang di batik, jadi lebih ke industri biar cepat laku dijual,” ujar Ninik di sela-sela pembukaan pameran yang dihadiri pencinta batik dari berbagai kota, Rabu (2/10/2024).

Oleh sebab itu, ia berharap masyarakat bisa terus mencintai batik seperti mencintai dirinya sendiri.

Advertisement

Selain 16 batik yang dipajang, dipertunjukkan pula 6 lembar batik lawas oleh para penari. “Koleksi totalnya 16 wastra yang dipajang, dan 6 dipamerkan oleh peragawati yang merupakan penari. Saya bikin konsep lain karena kalau fashion dibawakan peragawati itu sudah biasa. Jadi saya bikin sesuatu yang lain yang menghibur, kali ini ditunjukkan oleh penari,” imbuhnya.

Sementara itu, pameran dibuka dengan bincang batik yang menghadirkan pembicara Ninik, kurator batik dari Museum Danar Hadi Solo Asti Suryo Astuti, cucu Ninik, Abigail Prudence Iskak.

Dalam kesempatan itu, Asti antara lain mengatakan bahwa masyarakat Indonesia harus bangga terhadap batik yang merupakan warisan budaya. Tidak cukup hanya bangga, namun harus menjaga keberlangsungan bati itu sendiri.

“UNESCO telah menetapkan batik sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Tapi jangan terlena dan hanya bangga. Kita harus benar-benar melestarikan batik. Karena UNESCO akan melakukan review secara berkala terhadap ketetapan mereka. Jadi kalau batik sudah tidak lestari lagi, ketetapan itu bisa lepas,” ujarnya.  

Pameran Cerita Wastra akan berlangsung tiga hari, 2-4 Oktober 2024.

Advertisement
Anik Sulistyawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif