bisnis
Langganan

Tensi Geopolitik Juga Pengaruhi IHSG, Picu Pelemahan

by Newswire  - Espos.id Bisnis  -  Kamis, 3 Oktober 2024 - 17:33 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi perdagangan saham

Esposin, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (3/10/2024) sore ditutup melemah seiring langkah para pelaku pasar yang mencermati tensi geopolitik di kawasan Timur Tengah. IHSG ditutup melemah 19,42 poin atau 0,26% ke posisi 7.543,83. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 1,31 poin atau 0,14% ke posisi 937,38.
 
“Kinerja indeks saham tertekan oleh eskalasi ketegangan antara Israel dan Iran yang memicu kekhawatiran mengenai konflik yang lebih luas di Timur Tengah. Di pasar obligasi, imbal hasil [yield] surat utang Pemerintah AS bertenor 10 Tahun naik 4 bps menjadi 3,78%," sebut Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia dalam rilis kajiannya, Kamis.

Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG bergerak ke zona merah hingga penutupan perdagangan saham. Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, lima sektor menguat yaitu dipimpin sektor properti sebesar 0,61%, diikuti oleh sektor barang konsumen nonprimer dan sektor keuangan yang masing- masing naik sebesar 0,59% dan 0,29%.  Sedangkan, enam sektor terkoreksi yaitu sektor teknologi turun paling dalam minus 01,09%, diikuti oleh sektor barang baku dan sektor transportasi & logistik yang masing- masing turun sebesar 0,67% dan 0,16%.
 
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu KRAS, LABA, HOMI, PNBN dan RAJA. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni HEXA, BRMS, IBOS, SAPX dan DOID. Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.264.269 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 20,69 miliar lembar saham senilai Rp12,14 triliun. Sebanyak 284 saham naik 298 saham menurun, dan 216 tidak bergerak nilainya.
 
Sementara itu bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei menguat 743,30 poin atau 1,97% ke 38.552,10, indeks Hang Seng melemah 330,22 poin atau 1,47% ke 22.113,50, dan indeks Strait Times melemah 7,23 poin atau 0,20% ke 3.577,42. Indeks Shanghai (China) masih libur memperingati hari nasional berdirinya Republik Rakyat China.

Advertisement

Dari sisi makroeknomi, investor mencerna rilis data ADP Employment Report yang memperlihatkan bahwa sektor swasta di AS menambah 143.000 pekerja di bulan September, terbesar dakam tiga bulan terakhir, menyusul penambahan 103.000 pekerja di bulan Agustus dan jauh di atas ramalan pasar yang bertambah 120.000 pekerja. Sehari sebelumnya, data Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) memperlihatkan jumlah lowongan kerja (Job Openings) secara tak terduga bertambah sebanyak 329.000 menjadi 8,04 juta di bulan Agustus dari 7,71 juta di bulan Juli dan lebih tinggi dari ekspektasi pasar 7,65 juta.
 
Kedua data ini memberikan sinyal bahwa bank sentral AS (Federal Reserve) tidak merasa perlu memangkas suku bunga secara agresif mengingat kondisi pasar tenaga kerja AS yang masih sehat. Para pelaku pasar di bursa berjangka memprediksi penurunan suku bunga sebesar 33 bps pada perremuan kebijakan Federal Reserve pada bulan November yang akan datang, turun dari 44 bps minggu lalu.
 
Di pasar komoditas, harga kontrak berjangka (futures) minyak mentah memperpanjang kenaikan menjadi tiga hari beruntun dengan harga kontrak berjangka minyak jenis Brent dan WTI masing masing naik naik 0,46% dan 0.39%.
 

Advertisement
Advertisement
Advertisement
R. Bambang Aris Sasangka - journalist, history and military enthusiast, journalist competency assessor and trainer
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif