bisnis
Langganan

Tumbuh, Pembiayaan dan Simpanan Bank Syariah Ungguli Bank Konvensional

by Reyhan Fernanda Fajarihza  - Espos.id Bisnis  -  Kamis, 3 Oktober 2024 - 12:04 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi bank. (Freepik)

Esposin, JAKARTA–Pembiayaan yang disalurkan oleh industri perbankan syariah tumbuh 11,65% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Agustus 2024.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pembiayaan perbankan syariah meningkat dari Rp555,61 triliun pada Agustus 2023 menjadi Rp620,33 triliun pada bulan Agustus tahun ini. Hal itu beriringan dengan pertumbuhan pada sektor jasa keuangan (SJK) syariah lainnya.

Advertisement

Pertumbuhan ini unggul tipis jika dibandingkan dengan bank umum konvensional. Kredit bank umum pada periode yang sama tercatat sebesar 11,40% YoY dengan nominal Rp7.507,7 triliun.

“Pembiayaan perbankan syariah tumbuh 11,65%, kontribusi asuransi syariah tumbuh 2,90%, dan piutang pembiayaan syariah tumbuh 21,18%,” demikian penyataan OJK seperti dikutip Rabu (2/10/2024).

Advertisement

“Pembiayaan perbankan syariah tumbuh 11,65%, kontribusi asuransi syariah tumbuh 2,90%, dan piutang pembiayaan syariah tumbuh 21,18%,” demikian penyataan OJK seperti dikutip Rabu (2/10/2024).

Sedangkan aset perbankan syariah per Agustus 2024 tercatat sebesar Rp902,39 triliun, tumbuh 10,37% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya senilai Rp817,64 triliun. Angka tersebut diperoleh dari market share sebesar 7,33%.

Lebih lanjut diterangkan, tren pertumbuhan juga terjadi dari segi dana pihak ketiga (DPK). Per Agustus 2024, himpunan DPK perbankan syariah mencapai Rp705,19 triliun, naik 11,43% dibandingkan tahun lalu dengan nilai Rp632,87 triliun.

Advertisement

Rasio pembiayaan terhadap pendanaan (FDR) baik dari bank umum syariah (BUS) maupun unit usaha syariah (UUS) tercatat sebesar 87,33% hingga bulan kedelapan tahun ini, selisih tipis dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 87,18%.

Sementara itu, rasio permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) bank umum syariah berada pada level 25,80% per Agustus 2024, dibandingkan 25,5% pada Agustus 2024.

Adapun, dari segi tingkat profitabilitas atau return to asset (ROA), industri perbankan syariah membukukan angka 1,93% pada Agustus tahun ini, tak berbanding jauh dengan periode sama tahun lalu sebesar 1,98%.

Advertisement

Mengenai kualitas pembiayaan, BUS dan UUS mencatatkan rasio non-performing financing (NPF) gross sebesar 2,14% pada bulan kedelapan 2024. Sementara itu, NPF nett tercatat pada angka 0,79%.

Terakhir, dari aspek likuiditas, rasio alat likuid/non-core deposit (AL/NCD) bank umum syariah mencapai angka 27,02% per Agustus 2024. Rasio alat likuid/dana pihak ketiga (AL/DPK) bank umum syariah pun berada pada level 127,45% pada waktu yang sama.

Sebelumnya, meminta semua pihak bersinergi dalam mengerek indeks literasi dan inklusi keuangan penduduk Indonesia yang masih rendah. OJK telah merilis indeks yang menunjukkan tingkat literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43%, sementara indeks inklusi keuangan 75,02%. 

Advertisement

Angka itu timpang dengan sektor syariah yang mana tingkat literasinya hanya sebesar 39,11%, sementara indeks inklusi keuangan syariah 12,88%.

“Ini harus total football, kita kerjakan bersama-sama antara pemerintah, regulator, pelaku usaha jasa keuangan, akademisi, hingga media,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi dalam konferensi pers Indonesia Sharia Financial Olympiad di Jakarta Pusat, Selasa (17/9/2024).

Dia mengatakan sebagai negara dengan jumlah muslim terbesar, Indonesia telah memiliki modal untuk memperluas keuangan syariah dengan memiliki sejumlah destinasi halal dunia, kemajuan pasar modal, hingga perbankan.

Namun demikian, Kiki–sapaan akrabnya–menggarisbawahi bahwa Indonesia tak boleh tertinggal dari negara-negara lain dari sisi perkembangan sektor keuangan syariah. 

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Laju Pembiayaan dan Simpanan Bank Syariah Salip Bank Konvensional", serta Literasi & Inklusi Keuangan Syariah Masih Rendah, OJK Minta Sinergi Semua Pihak.

Advertisement
Rohmah Ermawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif