bisnis
Langganan

Batik Tulis Lasem, Warisan Budaya Rembang yang Mendunia

by Galih Aprilia Wibowo  - Espos.id Bisnis  -  Senin, 30 September 2024 - 10:31 WIB

ESPOS.ID - Pemilik Batik Tulis Lasem Gunung Kendil, Hawien Wilopo (tengah) bersama para model memakai Motif Terjan sebagai pengembangan Batik Tulis Lasem. (Istimewa/Hawien Wilopo)

Esposin, REMBANG – Batik Tulis Lasem merupakan warisan budaya dari Rembang, Jawa Tengah, yang kini mendunia. Menariknya, batik yang memiliki corak khas dan unik tak hanya diminati masyarakat lokal saja, tetapi juga mancanegara.

Keunikan corak Batik Tulis Lasem ini merupakan hasil alkuturasi budaya China dan Jawa. Hal tersebut dibenarkan oleh salah satu perajin Batik Tulis Lasem, Hawien Wilipo, binaan Rumah BUMN Rembang, yang dikelola secara co-partnership antara PT Semen Gresik dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Advertisement

Menurut Hawien yang juga pemilik Batik Lasem Gunung Kendil itu, saat ini lebih dari 100 perajin Batik Tulis Salem, 80 di antaranya tergabung dalam Koperasi Batik Tulis Lasem. Bahkan, Batik Tulis Lasem telah diakui sebagai salah satu Indikasi Geografis di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) pada 2022 lalu.

Artinya, Batik Tulis Lasem ini telah diakui menjadi kekayaan intelektual masyarakat Rembang dan daerah lain tidak boleh mengklaim motifnya.

Advertisement

Artinya, Batik Tulis Lasem ini telah diakui menjadi kekayaan intelektual masyarakat Rembang dan daerah lain tidak boleh mengklaim motifnya.

Pria yang sudah menjadi perajin batik sejak 2014 ini terus melakukan upaya agar Batik Tulis Lasem terus diminati pasar di tengah perkembangan zaman. Salah satunya dengan mengembangkan Batik Tulis Lasem menjadi lebih modern tanpa meninggalkan pakem batik. Hawien mengombinasikan Batik Tulis Lasem dengan kearifan lokal setempat, salah satunya melalui Motif Terjan.

Advertisement

Motif Terjan terinspirasi dari situs megalitikum yang terletak di Bukit Selodiri, Desa Terjan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang. Situs ini merupakan peninggalan akhir masa prasejarah berupa punden berundak, di atasnya terdapat susunan Batu Temugelang atau stones enclousure berbentuk oval. 

Hawien menjelaskan Motif Terjan ini sebagai simbol pengingat pada leluhur dan sejarah, agar tidak melupakan leluhur dan sejarah.

Dia menguraikan Motif Terjan Batik Tulis Lasem dari Rembang ini akan dibawa ke pameran kerajian terbesar di Asia Tenggara, International Handicraft Trade Fair (Inacraft) 2024 pada awal Oktober 2024 mendatang.

Advertisement

“Nanti saya mewakili teman-teman perajin bersama Rumah BUMN Rembang, membawa koleksi saya. Jadi dengan motif desain, memang lebih modern dari pengembangan Batik Tulis Lasem yang sudah ada. Dengan motif lebih kekinian, lebih modern, dan disukai masyarakat,” kata pria 54 tahun ini kepada Espos, Jumat (27/9/2024).

Pameran ini merupakan salah satu bentuk dukungan Rumah BUMN Rembang kepada para perajin batik setempat. Sebelumnya, Hawien juga mengikuti pameran internasional, Tong Tong Fair di Belanda. Dia menyebut Batik Tulis Lasem sangat diminati oleh pengunjung pameran.

Koordinator Rumah BUMN Rembang Achmad Ghufron Nurrosyid menjelaskan Batik Tulis Lasem menjadi sektor penopang perekonomian Kabupaten Rembang.

Advertisement

"Sektor batik itu menjadi salah satu sektor penopang ekonomi di Rembang, karena termasuk sektor padat karya. Satu lembar kain batik itu bisa mencapai Rp4 juta hingga Rp5 juta. Selain itu perajin batik juga mempekerjakan pembatik setempat,” kata Achmad.

Sebagai upaya pengembangan Batik Tulis Lasem, Rumah BUMN Rembang ingin mendorong produk ini menjadi produk ready to wear atau produk yang siap pakai. Menurut Achmad, embrio pengembangan ini telah dibentuk bersama pemerintah setempat melalui produk Batik Lasemku.

Advertisement
Nugroho Meidinata - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif