by Brand Content - Espos.id Bisnis - Rabu, 8 Mei 2024 - 16:24 WIB
Esposin, JAKARTA--Great Eastern Life Indonesia menggelar Great Collaboration Kick Off 2024 dan Kelas Literasi Finansial untuk Anak Remaja SOS Children's Village Jakarta di Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, pada Sabtu (30/3/2024) pukul 12.30 WIB-15.00 WIB.
Kelas literasi finansial di Jakarta ini menjadi pembuka kegiatan literasi finansial pada 2024. Kelas khusus kali ini mengambil tema Reach for Great Generation "Melek Literasi Finansial Sedari Remaja". Kegiatan serupa pernah diselenggarakan di Semarang dan Bogor pada Desember 2023.
Istimewanya, kelas literasi finansial di Jakarta diselenggarakan bareng program lain, yakni Great Collaboration Kick Off 2024. Program yang sekaligus menjadi tanda bahwa kolaborasi Great Eastern Life Indonesia dengan SOS Children's Villages Indonesia akan semakin kokoh.
Prosesi seremoni dilakukan dengan penyerahan lukisan karya anak SOS Children's Villages Indonesia oleh Youth Director SOS Children's Villages Indonesia, Yunus Ismail, kepada Direktur Pemasaran Great Eastern Life Indonesia, Roy Hendrata.
"Melalui kerja sama ini kami ingin menghasilkan remaja strong secara pengetahuan, terutama literasi keuangan untuk menunjang kemandirian," ujar Youth Derector SOS Children's Villages Indonesia, Yunus Ismail, yang akrab disapa Nugie, saat memberikan sambutan, Sabtu lalu.
Kelas literasi finansial menghadirkan dua narasumber, yakni Financial Planner Himawan Adhi dan Head of Centre for Excellence Great Eastern Life Indonesia, Peter Hermawan. Kelas diselenggerakan secara hybrid.
Sebanyak lebih dari 60 anak muda dari usia SMP hingga mahasiswa mengikuti acara itu secara luring di SOS Children's Village Jakarta dan daring melalui Zoom.
Kegiatan financial check up sederhana juga masih dilaksanakan dan melibatkan seluruh peserta yang hadir secara langsung di Jakarta. Financial Planner, Himawan Adhi, mengajak peserta literasi finansial menata uang saku hingga merencanakan keuangan sedari remaja.
Harapannya, anak muda SOS Children's Villages Indonesia tidak terkaget-kaget saat nanti sudah berpenghasilan. "Setiap orang pasti bisa mencari income. Masalahnya, tidak semua orang bisa mengelola uang dengan baik," tutur dia saat memulai pembahasan, seperti tertulis dalam keterangan resmi, Rabu (8/5/2024).
"Ada lagi yang berburu barang diskon padahal tidak dibutuhkan. Nah, mulai perbaiki diri dengan prinsip menyisihkan lebih baik daripada menyisakan, bedakan juga tentang keinginan dan kebutuhan," lanjutnya.
Hal senada disampaikan Head of Centre for Excellence Great Eastern Life Indonesia, Peter Hermawan. Peter fokus menyampaikan perihal risiko. Menurutnya, kita tidak bisa lari dari risiko, tetapi bisa mengelola risiko.
Bahkan, dia menyebut bahwa kita bisa mengalihkan risiko kepada pihak lain. Peter menggunakan contoh kasus seorang anak yang dimintai tolong ibunya membeli obat ke apotek. Kasus muncul karena si anak sedang sakit dan cuaca hujan deras.
"Kita tidak bisa lari dari risiko, yang bisa kita lakukan mengelola risiko. Agar risiko tidak terjadi, perlu kita hindari. Kalau tidak ya mengalihkan risiko ke orang lain yang mau menerima risiko. Risikonya diberikan ke perusahaan asuransi," ungkapnya.
Nah, pada kesempatan itu Peter juga membagikan tips tentang keberhasilan melakukan literasi keuangan. Ada lima hal yang harus diperhatikan, yakni skill and knowledge, communication and personal branding, proactiveness, activity management, dan trustworthy.
Sejumlah peserta yang hadir secara luring maupun daring memanfaatkan kesempatan dengan melontarkan banyak pertanyaan pada sesi tanya jawab. Beberapa di antara, Nur dari Jogja yang bertanya melalui Zoom tentang jenis asuransi yang cocok untuk kalangan remaja.
Selain Nur, masih ada Joan, asal Jakarta yang bertanya tentang materi yang disampaikan Peter. "Soal [Five Golder Rules], gimana kalau kita mulai dari nol, tapi enggak punya orang dalam dan modal [dalam merintis bisnis]?"
Peserta lain bertanya tentang hal yang harus dilakukan sebelum terjun ke dunia investasi. Adhi menyebut orang yang hendak melakukan investasi harus memulai dari tujuan.
"Supaya tidak fomo [fear of missing out] dan tidah mudah goyah. Selain itu perlu tau batas toleransi terhadap risiko atau apakah Anda berani mengambil risiko. Yang terpenting adalah sesuaikan instrumen investasi dengan kemampuan mengelola risiko," ujarnya.
Direktur Pemasaran Great Eastern Life Indonesia, Roy Hendrata, mengungkapkan kerja sama yang terjalin dengan SOS Children's Villages Indonesia dilakukan secara berkelanjutan sejak 2023.
Dimulai dari Run to Care, kelas literasi finansial, awarding, dan lainnya. Kemudian, tahun ini dilakukan Great Collaboration Kick Off 2024 dalam bentuk kelas literasi finansial.
"Dimulai dari dasar-dasar pengelolaan keuangan, seperti kenapa, apa, visi keuangan itu apa? Manfaatkan kesempatan ini dan bertanyalah, belajar di sini. Kondisi di luar sana bergerak cepat dan banyak peluang. Visi kami bukan hanya ingin adik-adik paham literasi finansial, tetapi juga membekali tentang kemampuan komunikasi dan personal branding. Salah satunya lewat Great Eastern Life Indonesia Academy," jelas Roy saat memberikan sambutan.
Roy memberikan gambaran beberapa hal yang akan diulas secara detail di kelas akademi adalah personal branding dan networking. Selain akademi, dia juga memperkenalkan tentang program Great Opportunity for Great Generation. Program berbagi ilmu sembari mendapatkan tambahan uang saku.
"Great Eastern Life Indonesia memberikan peluang itu. Kemampuan dan pemahaman literasi finansial bisa membantu orang lain. Kami akan terus menemani dan mendampingi adik-adik untuk menjadi lebih hebat," pungkasnya.
Lebih lanjut, Nugie mengungkapkan fakta dari hasil asesmen dan survei yang dilakukan terhadap sejumlah remaja. Dia menyebut remaja membutuhkan literasi finansial. Salah satunya karena kemampuan mengelolan keuangan di kalangan remaja. Dia mencontohkan bagaimana remaja mengelola uang Rp100.000 untuk satu pekan.
"Tantangannya di situ. Anak muda bukannya enggak mengerti mengelola keuangan, tetapi tantangannya adalah membuat prioritas pengeluaran. Bagaimana memisahkan kebutuhan dan keinginan. Lalu persoalan lainnya adalah sumber keuangan. Rata-rata remaja masih mengandalkan orang tua sebagai satu-satunya sumber keuangan. Apakah seterusnya akan seperti itu?" tanya Nugie kepada seluruh peserta yang hadir secara luring maupun daring.
Dia mengatakan Great Eastern Life Indonesia mengambil peran sebagai pendamping bagi anak muda SOS Children's Villages Indonesia dalam hal pengelolaan keuangan. Nugie menantang remaja di SOS Children's Villages Indonesia untuk mengambil kesempatan belajar sekaligus mendapatkan tambahan uang saku.
"Bagaimanapun juga kemandirian remaja menentukan kemandirian Indonesia. Di tangan anak muda ini negara akan menjadi kuat. Melalui kerja sama ini kami ingin menghasilkan remaja yang kuat secara pengetahuan, khususnya literasi keuangan untuk menunjang kemandirian," pungkasnya.