bisnis
Langganan

Jelang Rilis Kemenkeu, IHSG Dibuka Menguat

by Newswire  - Espos.id Bisnis  -  Senin, 23 September 2024 - 09:52 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi investor memantau pergerakan saham di pasar modal. (freepik)

Esposin, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (23/9/2024), diperkirakan bergerak variatif seiring adanya sentimen domestik ataupun global

IHSG dibuka menguat 0,20 poin atau 0,00 persen ke posisi 7,743,20. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 0,10 poin atau 0,01 persen ke posisi 973,09.

Advertisement

"IHSG diprediksi akan kembali bergejolak pada pekan ini, mengingat minimnya sentimen dari dalam negeri maupun luar negeri," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.

Dari dalam negeri, Menteri Keuangan Sri Mulyani akan menggelar konferensi pers APBN KiTa pada Senin (23/9/2024), terkait dengan sejauh mana realisasi pendapatan dan belanja pemerintah hingga Agustus 2024.

Advertisement

Dari dalam negeri, Menteri Keuangan Sri Mulyani akan menggelar konferensi pers APBN KiTa pada Senin (23/9/2024), terkait dengan sejauh mana realisasi pendapatan dan belanja pemerintah hingga Agustus 2024.

Konferensi pers APBN kemungkinan menjadi konferensi pers terakhir Sri Mulyani karena Oktober 2024 mendatang sudah berganti pemerintahan baru.

Di lain sisi, pada Rabu (25/9/2024) mendatang, FTSE Russel akan resmi melakukan penghapusan saham dari indeks FTSE. Dalam pernyataan FTSE, mereka menjelaskan ada empat pemegang saham yang mengendalikan 97 persen dari total saham yang diterbitkan.

Advertisement

Dari mancanegara, pelaku pasar cenderung merespon positif terhadap keputusan The Fed, pemangkasan sebesar 50 basis poin (bps) lebih besar dibandingkan ekspektasi pasar yang hanya 25 bps. Pemangkasan ini merupakan yang pertama sejak Maret 2020 atau empat tahun lalu saat awal pandemi Covid-19.

Pelaku pasar sepenuhnya memperkirakan pemangkasan setidaknya 25 bps pada November 2024, dengan ekspektasi untuk pemangkasan 50 bps dengan peluang 48,9 persen, menurut FedWatch Tool CME. Pada hari ini, akan terdapat rilis data awal PMI Manufaktur S&P Global dan PMI Jasa periode September 2024.

Diketahui, PMI Manufaktur AS Global S&P direvisi sedikit turun menjadi 47,9 pada periode Agustus 2024 dari awal 48, atau menunjukkan kemerosotan tajam dalam sektor manufaktur AS di sepanjang tahun ini.

Advertisement

Kemudian, pada Kamis (26/09) mendatang, akan terdapat data klaim pengangguran berkelanjutan dan data klaim pengangguran awal AS. Dalam sepanjang pekan ini, juga akan terdapat pidato dari anggota FOMC yang akan menghiasi pasar saham.

Sementara itu, Bursa saham AS Wall Street sepanjang pekan lalu secara mayoritas menguat, yang mana pelaku pasar merespons positif terkait dipangkasnya suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).

Secara point-to-point, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 1,06 persen, S&P 500 menguat 1,23 persen, dan Nasdaq Composite naik 2,02 persen.

Advertisement

Bahkan, Wall Street berhasil mencetak rekor tertinggi barunya yakni pada perdagangan Kamis lalu. Pada perdagangan Jumat pekan lalu, indeks Dow Jones naik tipis 0,09 persen. Sayangnya S&P 500 dan Nasdaq terkoreksi masing-masing 0,19 persen dan 0,36 persen.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Hang Seng menguat 76,24 poin atau 0,42 ke 18,334,81, indeks Shanghai menguat 10,88 poin atau 0,40 persen ke level 2.747,69, dan indeks Straits Times menguat 10,48 poin atau 0,29 persen ke 3.635,25.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (20/9/2024) ditutup melemah dipimpin oleh saham- saham sektor infrastruktur.

IHSG ditutup melemah 162,39 poin atau 2,05 persen ke posisi 7.743,00. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 6,48 poin atau 0,66 persen ke posisi 973,19.

“Menjelang akhir pekan ini, bursa regional Asia bergerak mixed di tengah euforia pasar terkait dengan pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed Amerika Serikat (AS) dan pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, bahwa ekonomi AS tetap kuat dan bank sentral akan memutuskan kecepatan yang tepat untuk pemotongan suku bunga di masa mendatang," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat (20/9/2024) seperti dilansir Antaranews.

Hal tersebut membuat pasar optimistis bahwa ke depannya akan terjadi pemangkasan suku bunga kembali dan memberikan keyakinan bahwa inflasi AS relatif terkendali. 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Esposin tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Advertisement
Anik Sulistyawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif