by Dany Saputra - Espos.id Bisnis - Minggu, 22 Mei 2022 - 05:43 WIB
Esposin, JAKARTA--Pelaku usaha logistik dan forwarder di Tanjung Priok, Jakarta Utara, mengeluhkan antrean panjang kemacetan dalam kegiatan pemasukan dan pengeluaran barang/peti kemas di fasilitas New Priok Container One (NPCT-1) sejak dini hari sampai dengan malam hari, Sabtu (21/5/2022).
Ketua Umum DPW Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta Adil Karim menyebut perusahaan anggotanya menanyakan soal antrean panjang tersebut.
Untuk itu, asosiasi meminta manajemen NPCT-1 segera mengatasi hal tersebut. Terlebih antrean panjang masih terjadi hingga sore hari ini.
"Kami mendesak upaya serius dari manajemen NPCT-1 untuk segera mengurai kemacetan tersebut, lantaran hingga Sabtu sore ini antrean panjang masih terjadi" ujar Adil, Sabtu (21/5/2022).
"Kami mendesak upaya serius dari manajemen NPCT-1 untuk segera mengurai kemacetan tersebut, lantaran hingga Sabtu sore ini antrean panjang masih terjadi" ujar Adil, Sabtu (21/5/2022).
Adil melanjutkan pelaku usaha belum mendapat informasi pasti terkait dengan penyebab kemacetan di terminal peti kemas sejak dini hari ini.
Baca Juga: Kontainer Langka, Ratusan Kerajinan Rotan Warga Gatak Sukoharjo Ngendon di Gudang
Adil pun masih mempertanyakan keterkaitan antara tiga kapal tersebut dengan kemacetan yang terjadi. Dia pun tidak menutup kemungkinan ada penyebab lainnya.
"Ini menjadi pekerjaan rumah juga buat otoritas pelabuhan setempat, sebab antrean ini berimbas pada keterlambatan arus barang dalam proses pengurusan barang ekspor impor dan menyebabkan biaya logistik tinggi," jelas dia.
Layanan importasi barang pada fasilitas gudang importir umumnya sudah tutup hari ini dan lanjut libur pada Minggu.
Setelah itu, kegiatan baru akan buka kembali pada Senin dan baru memulai kembali bongkar barang di gudang.
Baca Juga: Bangkai Kontainer Tertimpa Crane di Tanjung Emas Terbakar
Kondisi itu, kata Adil, berpotensi menyebabkan adanya demurage atau biaya tambahan untuk layanan importasi.
Selain itu, kegiatan ekspor bisa terkena closing time sehingga mengalami penambahan biaya apalagi jika kapal sampai tidak bisa masuk.
Konsekuensinya, lanjut Adil, akan lebih parah lagi yakni mengalami penjadwalan ulang atau reschedule sehingga pengiriman ke negara tujuan terlambat.
Untuk itu, ALFI DKI memohon kepada pihak manajemen NPCT-1 untuk memerhatikan kondisi tersebut secara serius.
Tidak hanya itu, Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok juga diharapkan bisa menegur para operator terminal peti kemas yang lalai memberikan layanan efisien bagi pengguna jasa.
“Kalau fasilitas common gate nya tidak memadai, ya mestinya segera dibenahi dan ALFI DKI sudah seringkali menyuarakan soal itu. Bagaimana kita mau mendorong membangun NPCT-2 kalau kondisi NPCT-1 saja saat ini seringkali sudah macet seperti itu?” pungkas Adil.
Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul ALFI Keluhkan Kemacetan di Terminal Kontainer Tanjung Priok