bisnis
Langganan

Surplus Neraca Perdagangan Surplus 50 Bulan Beruntun Topang Ketahanan Eksternal - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Newswire  - Espos.id Bisnis  -  Rabu, 17 Juli 2024 - 08:49 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi ekspor impor (Freepik)

Esposin, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) menyebut surplus neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2024 dapat menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut.

"Surplus neraca perdagangan ini positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono di Jakarta, Selasa (16/7/2024) seperti dilansir Antaranews.

Advertisement

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2024 tercatat sebesar US$2,39 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada Mei 2024 sebesar US$2,92 miliar.

Erwin menuturkan ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain guna terus meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.

Advertisement

Erwin menuturkan ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain guna terus meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.

Surplus neraca perdagangan yang berlanjut terutama bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat. Neraca perdagangan nonmigas Juni 2024 mencatat surplus sebesar US$4,43 miliar, meningkat dibandingkan dengan capaian bulan sebelumnya sebesar US$4,25 miliar.

Ia mengatakan perkembangan tersebut sejalan dengan kuatnya ekspor nonmigas yang mencapai US$19,61 miliar.

Advertisement

Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi kontributor utama ekspor Indonesia.

Adapun defisit neraca perdagangan migas tercatat meningkat mencapai 2,04 miliar dolar AS pada Juni 2024 sejalan dengan peningkatan impor migas di tengah penurunan ekspor migas.

Sebelumnya, BPS menyampaikan neraca perdagangan Indonesia terus mengalami surplus hingga 50 bulan beruntun sejak Mei 2020.

Advertisement

"Dengan demikian, hingga Juni 2024, neraca perdagangan barang Indonesia telah mencatatkan surplus beruntun selama 50 bulan secara berturut-turut," kata Pelaksana Tugas Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta, Senin (15/7/2024).

Dia menjelaskan surplus dagang yang didapat pada periode Juni 2024, berasal dari nilai transaksi ekspor yang mencapai US$20,84 miliar, serta impor sebesar US$18,45 miliar.

Ia menyampaikan apabila diperinci berdasarkan kontribusi surplus sektoral, ekspor migas di bulan Juni 2024 sebesar US$1,23 miliar, dan ekspor nonmigas mencapai US$19,06 miliar. Sementara untuk impor migas di periode yang sama mencapai US$3,27 miliar, serta impor nonmigas mencapai US$15,2 miliar.

Advertisement

Menurut Amalia, surplus yang diperoleh dari transaksi perdagangan sektor nonmigas sebenarnya lebih tinggi, yakni US$4,43 miliar, namun keuntungan itu tereduksi oleh defisit perdagangan sektor migas sebanyak US$2,04 miliar.

"Selama Januari–Juni 2024 sektor migas mengalami defisit US$10,11 miliar, namun masih terjadi surplus pada sektor nonmigas US$25,55 miliar, sehingga secara total mengalami surplus US$15,44 miliar," kata dia.

Lebih lanjut, ia mengatakan tiga negara penyumbang surplus terbesar bagi neraca perdagangan RI di periode Juni 2024 yakni India sebesar US$1,47 miliar, Amerika Serikat US$1,21 miliar, serta Filipina US$694 juta.

Sedangkan negara dengan penyumbang defisit terdalam bagi neraca dagang Indonesia di periode yang sama yaitu China US$693,4 juta, Australia US$331,1 juta, dan Thailand US$327,8 juta.

 

 

 

 

Advertisement
Anik Sulistyawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif